Corona Effect Pada Peternakan Ayam Petelur

Corona Effect Pada Peternakan Ayam Petelur

Peternakan ayam petelur juga sedang mengalami masa-masa sulit, akibat wabah Covid-19 seperti halnya yang terjadi pada peternakan ayam broiler dan ayam pejantan. Harga pakan naik, sebaliknya harga telur cenderung turun (harga telur bisa di bawah harga pokok produksi). Tampaknya masa sulit ini masih akan berjalan beberapa bulan ke depan, setidaknya 6 bulan.

Langkah-langkah STRATEGIS apa saja yang secara sistematis harus peternak layer lakukan agar tetap bisa bertahan hidup usahanya.

 

 

Langkah strategis pada 3 bulan pertama :

1. Efisiensi gaya hidup, yaitu kurangi pengeluaran untuk keluarga hanya yang pokok saja atau sampai batas minimalis.
2. Efisiensi biaya operasional kandang, tetapi tidak mempengaruhi performans produksi. Produksi telur tidak sampai drops.
3. Lakukan seleksi berdasarkan absensi produksi. Yang produksinya jelek, di bawah 70% di-culling atau diafkir (dijual).
Bila krisis masih berlanjut, maka pada 3 bulan kedua :1. Gunakan 80% dana tabungan untuk menutup kerugian. Yang 20% ditahan untuk biaya hidup pemilik.
2. Likuidasi (jual) aset-aset yang tidak perlu seperti mobil, motor atau apapun yang dirasa tidak atau kurang penting. Kendaraan yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin.
3. Cari hutangan baru kalau bisa.
4. Bagi yang sudah punya hutang, mintalah restrukturisasi dan atau penjadwalan kembali bayar hutangnya.
4. Kalau punya piutang, segera lah ditagih untuk membantu likuiditas beli pakan dan biaya operasional.

Bila krisis masih berlanjut sampai 3 bulan ketiga :

1. Potong pusat kerugian dengan aborsi ayam yang berumur di atas 60 minggu atau sekitar 1/3 populasi ayam. Sisakan 2/3 populasi.
2. Uang hasil dari aborsi, pergunakan untuk beli pakan, biaya operasional dan sebagian untuk biaya beli DOC sebanyak 10-20% dari kapasitas kandang.
3. Bila belum cukup, lakukan aborsi populasi lagi sebanyak 1/3 populasi sehingga sisa populasi tinggal 1/3 tapi terdiri ayam yang masih berumur muda. Masih puncak produksi.

Hasilnya, ada 2 kemungkinan :

1. Bisa jadi dalam jangka 9 bulan krisis sudah selesai dan situasi perekonomian kembali normal dan usaha Anda tetap bisa berjalan dengan populasi tinggal 1/3 kapasitas untuk modal bangkit kembali.
2. Bila krisis belum selesai, maka sampailah saatnya untuk GULUNG KANDANG dan biasanya tidak bisa bangkit kembali.

Semoga teman-teman peternak layer terutama yang skala kecil, kurang dari 10.000 ekor mampu menjadi juara bertahan dari krisis CORONA EFFECT.
Selain langkah strategis, tentu perlu diimbangi dengan langkah-langkah taktis

Wallohu a’lam bis showab.

Laa hawla walaa quwwata illa billaah.

Kekuatan Koperasi Perunggasan Bertumpu Pada Para Anggotanya, Yakni Peternak

Kekuatan Koperasi Perunggasan Bertumpu Pada Para Anggotanya, Yakni Peternak

Problematika industri peternakan unggas yang saat ini sering mencuat adalah terjadinya disparitas harga di tingkat kandang dengan di tingkat konsumen yang terlalu lebar. Akibatnya terjadi gejolak di masyarakat perunggasan, terutama di kalangan peternak.

Salah satu faktor penyebabnya adalah jalur distribusi yang terlalu panjang dan berbelit, ditambah lagi sentra-sentra produksi produk unggas banyak tersebar di pedesaan, sementara masyarakat konsumen terbesar berada di pusat-pusat kota di Indonesia. Di sinilah para pedagang pengumpul, bakul dan pedagang ayam memainkan perannya.

Peternak yang tidak memiliki sarana transportasi dan jalur akses menembus pasar konsumen produk unggas, posisi tawarnya akan rendah di hadapan para bakul, pedagang dan tengkulak. Solusi jitu yang dapat ditawarkan mengatasi masalah tata niaga distribusi ini adalah dengan pembangunan koperasi di kalangan peternak ayam.

Pembentukan koperasi memang bukan ide orisinal bangsa Indonesia, karena lembaga koperasi berawal dari upaya 28 buruh sebuah pabrik di Rochdale, Inggris, yang berinisiatif membuat lembaga koperasi konsumen pertama di dunia. Inisiatif pembentukan lembaga yang berlandaskan pada kekuatan seluruh anggota tersebut kemudian tersebar luas ke berbagai penjuru dunia, dan bahkan berkembang sebagai sebuah gerakan sosial untuk melawan kapitalisme.

Di Indonesia, ide gagasan pembentukan koperasi yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia, dan dikemukakan oleh bapak pendiri bangsa, Mohammad Hatta. Ideologi koperasi menjadi antitesa dari ideologi kapitalisme yang menyerbu dunia saat ini.

Dengan adanya koperasi perunggasan, kekuatan bertumpu pada para anggotanya, yakni para peternak yang tersebar di berbagai daerah. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM mesti dapat mendukung pembangunan koperasi-koperasi peternak unggas di kantong-kantong produksi unggas di daerah tersebut – sehingga kesejahteraan para peternak dapat meningkat.

 

 

Masalah sarana transportasi dan distribusi produk unggas ke konsumen pun bisa dikelola oleh koperasi peternak ini sehingga bisa menekan disparitas harga di tingkat peternak dan konsumen agar tidak terlalu tinggi. Dengan demikian, jalur tata niaga produk unggas yang selama ini terlalu panjang bisa disederhanakan dengan adanya koperasi peternak unggas, yang memang merekalah sesungguhnya produsen daging dan telur ayam.

SDM koperasi perunggasan

Pembangunan koperasi perunggasan harus berlandaskan pada upaya menumbuhkan dan mendorong kesadaran dan kebutuhan peternak untuk berkoperasi. Dengan begitu, koperasi perunggasan muncul karena memang itulah yang dikehendaki peternak.

Tugas pemerintah dalam hal ini adalah membimbing dan memfasilitasi. Perlu sistem dan tata kelola yang baik untuk membangun jaringan kerja yang solid di kalangan koperasi perunggasan ini, terlebih salah satu ciri kerja koperasi adalah kerja bersama dalam sebuah jaringan yang terintegrasi. Koperasi perunggasan yang telah terbentuk perlu melakukan aliansi strategis dengan membangun kerja sama dengan berbagai pihak dalam bentuk jaringan, baik menyangkut kerja, modal, operasional maupun pemasaran. Sudah bukan waktunya lagi koperasi dijalankan secara tersendiri, terlebih menghadapi era globalisasi seperti saat ini.

Untuk membentuk koperasi perunggasan yang profesional, sangat dibutuhkan adanya sumber daya manusia yang kompeten dan profesional dalam pengelolaannya. Demikian juga adaptasi teknologi mesti dilakukan, antara lain dengan penerapan informasi teknologi.

Untuk pembenahan arus informasi maka jaringan internet menjadi mutlak adanya, untuk menghubungkan sentra produksi unggas yang satu dengan yang lainnya, sehingga teknologi informasi teknologi ini dapat membantu berbagai aktifitas koperasi, mulai pemasaran, akses dana, data dan informasi, pertukaran informasi, serta aktifitas lainnya. Dengan jaringan sistem informasi teknologi yang tertata rapi, diharapkan akan bisa menjadi infrastruktur bagi usaha perunggasan dalam wadah koperasi yang adil dan merata -seperti yang dicita-citakan oleh Bapak Koperasi Indonesia Bung Hatta.

Di sisi lain, profesionalisme SDM harus pula dikedepankan. Dengan adanya era liberalisasi ekonomi dan perdagangan bebas, pengurus koperasi perunggasan harus yang benar-benar memahami permasalahan dan solusi masalah perkoperasian yang ingin dikelola secara benar dan efisien. Bila perlu koperasi perunggasan itu dapat merekrut pengelola profesional, sekaligus yang berwawasan koperasi sehingga dapat mengelola koperasi perunggasan secara profesional dan kompetitif. Sudah saatnya koperasi perunggasan sebagai wadah insan peternak unggas di Tanah Air untuk bisa terwujud, dan bisa sejajar dengan pelaku usaha lain.

TENTANG PENULIS: Andang S Indartono, Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI)

Disadur dari republika.co.id

Membaca Data Di Label Pakan Ayam Pedaging

Membaca Data Di Label Pakan Ayam Pedaging

PERTAMA
Jumlahkan angka-angka spesifikasinya terhadap 5 item, sebagai berikut :
1. Kadar air maksimum 13%;
2. Protein 22%;
3. Lemak 5%;
4. Serat 5%;
5. Abu 7%
Total 52. Standarnya 50 +/-2% (49 – 51). Abnormal.
Bila kadar airnya riil 11-12%, maka jumlahnya menjadi 50-51. Normal.
KEDUA
Dijumlah angka-angka spesifikasi 2 item, sebagai berikut :
1. Protein 22%
2. Abu 7%
Total 29. Standarnya 30 +/-2% (29,4 – 30,6). Abnormal.
Bila kadar proteinnya riil 23%, maka jumlahnya menjadi 30. Normal.
PROTEIN VS ABU
Normalnya :
1) kadar protein tinggi, kadar abunya rendah.
2) kadar protein rendah, kadar abunya tinggi.
Abnormal :
1) kadar protein tinggi, kadar abu tinggi
2) kadar protein rendah, kadar abu rendah.
Open chat
1
MardhatillahFarm Ayam Pullet Petelur..... Mau Tanya Tanya Tentang Kami January, 2021 - MardhatillahFarm
Hubungi Kami Segera January, 2021 - MardhatillahFarm *https://www.mardhatillahfarm.com/2021/01*