Pakan Ayam Petelur & Tips Jaga Mutu Jagung!

Pakan Ayam Petelur & Tips Jaga Mutu Jagung!

Mardhatillah Farm – Mutu Pakan Ayam Petelur – Memastikan kualitas pakan ayam petelur bisa dimulai dari mencari supplier jagung yang terbaik. Sayangnya, menemukan supplier jagung tidaklah cukup. Sebab penurunan kualitas jagung bisa disebabkan oleh prosedur penyimpanan yang kurang tepat.

Penyimpanan bahan baku pakan ayam berupa jagung yang kurang tepat bisa berujung pada pembengkakan biaya produski. Pasalnya, kualitas jagung akan mengalami penurunan. Akibatnya, ransum dengan bahan baku jagung berkualitas buruk bisa menyebabkan penurunan produksi ayam petelur.

Lalu, bagaimana cara menyimpan jagung agar tetap terjaga kualitasnya?

Tips Menyimpan Jagung Sebagai Pakan Ayam Petelur

  1. Simpan di dalam Gudang dengan Suhu & Kelembapan yang Stabil

Jagung yang sudah digiling dan siap digunakan sebagai ransum ayam petelur sebaiknya disimpan di dalam gudang dengan kapasitas yang sesuai. Kelebihan kapasitas sangat tidak dianjurkan karena dapat menyulitkan manajemen penataan dan pembersihan gudang secara berkala.

pakan ayam petelur

Selain itu, suhu di dalam gudang penyimpanan jagung sebaiknya dijaga agar tetap stabil. Suhu gudang penyimpanan jagung –terutama yang sudah digiling, sebaiknya berkisar antara 25 – 32oC dengan kelembapan kurang dari 70%. Struktur bangunan gudang juga harus diperhatikan. Misalnya posisi lantai dibuat lebih tinggi dari tanah agar terhindar dari serangan tikus dan kutu. Gudang juga harus dipastikan tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung.

Baca juga: 5 Tahapan Memulai Bisnis Ayam Petelur Rumahan Dijamin Untung

Tak hanya struktur, desain layout gudang tak kalah penting. Sebab desain layout akan berpengaruh terhadap sistem manajemen penggudangan. Desain layout gudang sebaiknya memudahkan pengaplikasian sistem FIFO atau first in first out. Tujuannya untuk meminimalisir timbunan jagung di gudang sehingga terhindar dari masa simpan yang terlalu lama.

  1. Perhatikan Masa Simpan Jagung Sebagai Pakan Ayam Petelur

Jagung yang sudah digiling memiliki masa simpan yang pendek, yakni berkisar 1 bulan saja. Jika masa penyimpanan melebihi batas tersebut, maka nutrisi di dalam jagung bisa berkurang.

  1. Kontrol Kadar air di dalam Jagung

pakan ayam petelur

Pengecekan kadar air sebaiknya tidak hanya dilakukan pada saat awal kedatangan, tetapi juga dicek secara berkala. Sebab kadar air sangat berpengaruh terhadap kualitas jagung. Kadar air yang tinggi berpotensi memunculkan kontaminasi jamur pada jagung. Jika terus menerus dibiarkan, alih-alih memberikan nutrisi, jagung justru bisa menjadi medium penyebaran penyakit Aspergillosis.

Secara teori, kadar air yang terlalu tinggi dapat merusak kandungan protein dan lemak. Jika kandungan keduanya sama-sama tinggi, maka akan terjadi reaksi. Reaksi tersebut terjadi pada ammonia yang mengakibatkan bau tidak sedap. Kadar air yang tinggi juga mengakibatkan turunnya kadar protein yang semula 20%.

  1. Sistem Penataan Jagung Sebagai Pakan Ayam Petelur

Sebaiknya, jagung yang sudah digiling disimpan berjarak antara tumpukan satu dan tumpukan lainnya. Jarak antara kedua tumpukan tersebut sekitar 50 cm. Tujuannya untuk menghindari penggumpalan dan meminimalisir keberadaan tikus.

Selain berjarak, penataan tumpukan jagung yang sudah digiling sebaiknya dialasi oleh palette. Tujuannya untuk menghindari penambahan kadar air yang dapat berpontensi menjadi media pertumbuhan jamur.

Baca juga: Faktor Penyebab Ayam Tidak Bertelur

Kontaminasi jamur pada bahan baku jagung dapat berakibat buruk bagi ayam petelur. Sebab, jika terlanjur dikonsumsi, ayam petelur bisa mengalami gangguan kesehatan, seperti gejala keracunan hingga kematian.

Beberapa kasus yang ditemukan di lapangan tidak sampai berujung pada kematian, namun sangat mempengaruhi penurunan produktivitas ayam petelur. Akibatnya, peternak dapat mengalami kerugian biaya operasional karena penanganan pakan yang tidak tepat. Hingga saat ini, kasus yang diakibatkan oleh kontaminasi jamur pada ransum ayam petelur masih menjadi salah satu kasus utama di Indonesia.

  1. Kebersihan Gudang Penyimpan Pakan Ayam Petelur

Gudang yang kotor berpotensi menjadi sarang tikus dan serangga. Akibatnya, hewan pengerat tersebut akan merusak kualitas jagung yang disimpan. Misalnya dengan merusak kemasan yang berakibat pada kontaminasi. Tak hanya itu, tikus juga bisa mengurangi jumlah stock penyimpanan pada masa awal dan akhir.

Jasa Konsultasi Ayam Petelur: mardhatillahfarm/konsultasibisnisayampetelur

Sistem penyimpanan jagung sebagai pahan utama penyusun pakan ayam petelur sangat penting. Kegagalan bisnis peternak Anda bisa saja terjadi karena penyimpanan bahan baku ransum yang tidak tepat. Akibatnya, biaya operasional akan membengkak dan merugi. Oleh karena itu, penyimpanan bahan baku ransum perlu diperhatikan agar binsis ayam petelur Anda sukses.  [ahd]

 

Tips Memilih Pakan Ayam Petelur Jagung

Tips Memilih Pakan Ayam Petelur Jagung

Mardhatillah FarmPakan Ayam Petelur – Jagung merupakan komponen terbesar dalam pakan ayam petelur. Sebanyak 50% dari total pakan ayam petelur berasal dari jagung. Nutrisi yang terkandung di dalam jagung −yaitu karbohidrat dan protein, sangat dibutuhkan oleh ayam petelur. Namun, tahukan Anda jika komponen terbesar pakan ayam ini juga bisa membawa masalah bagi pertumbuhan ayam petelur?

Jagung bisa menjadi media sumber penyakit Aspergillosis bagi ayam petelur. Penyakit ini sering dikenal dengan Mycotic Pneumonia. Penyebab penyakit Aspergillosis adalah jamur Aspergillosis sp yang terdiri dari beberapa spesies, di antranya Aspergillus flavus dan Aspergillus fumigatus. Kedua spesies ini sering menyerang ayam petelur.

Berbeda dengan spesies Aspergillus fumigatus yang sering ditemukan di bahan organik seperti telur, sekam, dan pakan, Aspergillus flavus justru sering ditemukan di bahan pakan ayam petelur. Jagung misalnya. Aspergillus ini akan membentuk spora yang berukuran sangat kecil sehingga mudah menyebar dan mencemari pakan serta lingkungan kandang ayam petelur.

Kasus di Indonesia menunjukkan bahwa penyakit Aspergillosis menyerang ayam petelur baik di usia muda maupun tua (layer). Selain menyerang ayam petelur, penyakit Aspergillosis juga menyerang ayam pedaging (broiler). Bedanya, penyakit ini lebih sering menyerang ayam broiler tua.

Baca juga: Pakan Ayam Petelur & Tips Jaga Mutu Jagung!

Mengapa Jamur Bisa Tumbuh di Pakan Ayam Petelur Jagung?

Pada dasarnya persoalan jamur tidak bisa dihindari oleh peternak di Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terdiri dari dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Di banyak kasus, jamur lebih sering muncul di musim hujan. Namun, jamur bisa saja tumbuh di musim kemarau, terutama musim kemarau basah yakni kemarau yang masih disertai hujan. Tak hanya iklim, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan jamur di jagung.

  1. Iklim

Beriklim tropis, pertumbuhan jamur di Indonesia sangat mudah ditemui. Pasalnya, curah hujan dan suhu yang tinggi sangat mempengaruhi pertumbuhan jamur. Jamur dapat tumbuh dan berkembang pada subu 25-32o Ccelcius dengan kelempaban udara 65-85%.

Oleh karena itu, peternak perlu memastikan bahwa jagung yang mereka beli berkualitas baik dan disimpan di tempat yang tepat. Pemilihan dan penyimpanan jagung akan berpengaruh terhadap ransum yang dikonsumsi oleh ayam petelur.

  1. Kadar Air Pakan Ayam Petelur

Selain memastikan penyimpanan jagung sejak masa panen, peternak juga harus memperhatikan kadar air di dalam jagung. Kandungan kadar air di dalam jagung harus dicek untuk mengetahui kualitas jagung yang Anda beli. Sebaiknya kadar air bahan baku ransum tidak lebih dari 14%. Sebab, jika kadar air melebihi batas tersebut maka jagung dapat berpotensi ditumbuhi jamur.

Semakin besar kandungan kadar air di dalam jagung, maka semakin besar potensi pertumbuhan jamur selama masa penyimpanan. Begitupun sebaliknya.

  1. Kondisi Selama Masa Penyimpanan Pakan Ayam Petelur

Kualitas jagung yang buruk menunjukkan bahwa kondisi jagung tersebut sudah rusak. Jika jagung sudah berbentuk partikel-partikel kecil, maka kerusakan kualitas jagung bisa diakibatkan oleh pemanasan yang berlebih pada saat penggilingan. Tak hanya itu, kontaminasi serangga selama masa penyimpanan juga dapat mempengaruhi kualitas jagung.

pakan ayam petelur

Jagung yang sudah digiling berpotensi ditumbuhi jamur jika disimpan dalam kurun waktu yang terlalu lama. Terlebih lagi jika sistem penyimpanannya kurang tepat. Alhasil, nutrisi di dalam jagung bisa berkurang.

Jagung yang sudah digiling sebaiknya disimpan selama kurang dari 21 – 30 hari sejak masa produksi. Namun, jika kelembapan tempat penyimpanannya cukup tinggi, maka jagung yang sudah digiling hanya mampu bertahan kurang dari 2 – 3 hari saja.

Baca juga: 5 Tahapan Memulai Bisnis Ayam Petelur Rumahan Dijamin Untung

Selain masa penyimpanan, jagung juga bisa terkontaminasi oleh jamur jika prosedur penyimpanannya tidak tepat. Misalnya saja tidak menggunakan pallete selama masa penyimpanan.

Jagung dan ransum ayam petelur yang disimpan tanpa menggunakan pallete dapat terkontaminasi oleh jamur meskipun mengandung kadar air yang sesuai standar. Oleh karena itu, selain memastikan kualitas jagung baik sejak dari supplier, peternak juga perlu memastikan prosedur penyimpanan jagung. Sebab tidak menutup kemungkinan apabila kualitas jagung justru rusak selama masa penyimpanan.

Tips Memilih Jagung Sebagai Pakan Ayam Petelur

Sebagai komponen terbesar dalam pakan ayam petelur, penting bagi peternak untuk memilih jagung yang berkualitas. Hal tersebut bertujuan agar terhindar dari kerugian biaya ransum yang mencapai 70 – 80% dari biaya produksi. Berikut beberapa tips memilih jagung ala Mardhatillah Farm.

  1. Ketahui Kredibilitas Supplier Jagung

Sebelum memutuskan untuk membeli jagung, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu masa simpan jagung tersebut kepada supplier. Ini merupakan langkah awal untuk memastikan bahwa jagung yang Anda beli berkualitas baik dari segi penyimpanan.

Peternak disarankan memiliki relasi supplier jagung lebih dari satu. Tujuannya adalah untuk substitusi jagung. Misalnya supplier sebelumnya tiba-tiba tidak bisa mengirimi jagung kepada Anda atau jagung yang dihasilkan berkualitas buruk, maka Anda bisa melakukan substitusi (penggantian) supplier ke supplier jagung yang berkualitas baik.

  1. Kontrol dan Pengecekan Pakan Ayam Petelur Saat Kedatangan

Pengecekan saat kedatangan bertujuan untuk memastikan kondisi dan kualitas jagung. Pengecekan bisa meliputi kondisi fisik dan kimia, di antaranya:

  • Kadar Air Pakan Ayam Petelur

Pengecekan kadar air di dalam jagung bisa diukur menggunakan instrument digital. Sebaiknya kadar air tidak lebih dari 14%. Namun, apabila jagung tersebut memiliki kadar air lebih dari 14% maka peternak bisa mengatasinya dengan menjemur jagung di bawah terik matahari sebelum disimpan di gudang.

Jasa Konsultasi Ayam Petelur: mardhatillahfarm/konsultasibisnisayampetelur

  • Warna dan Butiran Jagung

pakan ayam petelur jagung

Jagung sebaiknya berwarna kuning dan tidak pucat. Selain itu, butiran jagung sebaiknya memiliki pangkal berwarna putih bersih. Apabila pangkal butiran jagung menghitam atau berubah warna maka besar kemungkinan jagung tersebut terkontaminasi oleh serangga atau jamur.

  • Hindari Remahan Janggel Jagung

Pada saat pengecekan, pastikan tidak ada remahan janggel jagung diantara butiran jagung yang diperoleh.

Pastikan jagung yang Anda beli benar-benar berkualitas baik. Jangan mudah tergiur dengan harga jagung murah namun berkualitas rendah. Sebab, alih-alih mendapat nutrisi, jagung berkualitas buruk justru dapat menjadi sumber penyakit bagi ayam petelur Anda. [ahd]

Ayam Petelur Isa Brown yang Digemari Masyarakat

Ayam Petelur Isa Brown yang Digemari Masyarakat

Mardhatillah FarmAyam Petelur – Kebutuhan konsumsi telur yang semakin meningkat menjadi peluang bagi peternak untuk menjalankan bisnis budidaya ayam petelur. Ayam petelur merupakan ayam betina yang dipelihara secara khusus untuk diambil telurnya. Kemampuannya menghasilkan telur setiap hari menjadi potensi besar bagi para peternak untuk menekuni bisnis budidaya ayam tersebut. Bahkan selain diambil telurnya, daging ayam petelur yang sudah tidak produktif (ayam afkir) dapat dijual untuk diolah menjadi berbagai macam makanan yang lezat dan bergizi.

Secara umum, ayam petelur dibedakan menjadi beberapa jenis (strain). Di Indonesia, terdapat 3 strain ayam petelur yang sering dijumpai, yakni ISA Brown, Lohman, dan Hyline. Setiap strain ayam petelur memiliki karakteristik yang berbeda. Dari ketiga strain tersebut, strain ISA Brown menjadi strain yang paling digemari peternak ayam petelur di Indonesia.

Ayam ISA Brown merupakan ayam petelur tipe medium. Pada dasarnya, ayam petelur dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe medium dan tipe ringan. Ayam petelur tipe medium –seperti strain ISA Brown, menghasilkan telur dengan kerabang berwarna coklat. Sementara ayam petelur tipe ringan biasanya menghasilkan telur dengan kerabang berwarna putih. Selain menghasilkan telur dengan kerabang berwarna cokelat, ayam tipe medium –seperti ISA Brown, juga menghasilkan daging yang banyak. Oleh sebab itu, ayam ISA Brown termasuk dalam tipe medium dwiguna.

Baca juga: 5 Tahapan Memulai Bisnis Ayam Petelur Rumahan Dijamin Untung

Secara fisik, ayam petelur ISA Brown berukuran sedang dan memiliki bulu berwarna coklat seperti warna kerabang telur yang dihasilkan. Awalnya, ayam petelur ISA Brown merupakan ayam ras petelur yang diciptakan oleh breeder ISA pada tahun 1972 tepatnya di Inggris.

Kemampuan Produktivitas Ayam Petelur Strain ISA Brown

Ayam petelur strain ISA Brown mampu memproduksi telur sejak usia 18 minggu sampai 80 minggu. Puncak produktivitas strain ayam petelur ini bisa mencapai 95% dengan daya hidup 93,2%. Selama masa tersebut, ayam petelur strain ISA Brown dapat menghasilkan telur sekitar 351 butir. Satu butir telur ayam strain ISA Brown rata-rata memiliki berat 63,5 gram.

Dokumentasi Pribadi Mardhatillah Farm

Bobot telur ayam ISA Brown berbanding lurus dengan usianya. Artinya, semakin tua usia ayam maka berat telur yang dihasilkan semakin besar. Pada awal masa produksi −yakni di usia 18 minggu, ayam ISA Brown dapat menghasil telur dengan berat 42,3 gram/ butir. Bobot telur ayam ISA Brown akan meningkat ketika ayam memasuki usia 21 minggu, 36 minggu, dan relatif stabil di usia 50 minggu.

Namun, perlu diketahui bahwa strain ayam petelur bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan masa produksi. Terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan keberhasilan produktivitas ayam, seperti kualitas pullet, manajemen pemeliharaan, dan konsumsi pakan.

Kualitas Telur Ayam Petelur ISA Brown

  1. Kerabang Telur Ayam Petelur yang Tebal

Menghasilkan kerabang telur yang berwarna coklat, telur yang dihasilkan ayam ISA Brown lebih disukai oleh masyarakat di Indonesia. Telur dengan kerabang berwarna coklat memiliki tekstur kerabang lebih tebal jika dibandingkan dengan telur berkerabang putih. Meskipun demikian, kandungan gizi kedua telur tersebut relatif sama.

Baca juga: Harga Ayam Pullet Umur 13 Minggu

  1. Berat Telur yang Baik di Awal Masa Produksi

Ayam ISA Brown mampu menghasilkan telur dengan berat yang baik di awal masa produksi. Tepat di usia 18 minggu, ayam ISA Brown mampu menghasilkan telur dengan berat 42,3 gram. Berat telur tersebut terus mengalami kenaikan sekitar 2 – 3 gram hingga usia 22 minggu. Selanjutnya, berat telur ayam ISA Brown terus mengalami kenaikan sekitar 1 – 2 gram.

ayam petelur
Dokumen Pribadi Mardhatillah Farm

Jika di bandingkan dengan ayam petelur strain Lohman, telur ayam ISA Brown lebih unggul dalam hal berat pada awal masa produksi. Meskipun demikian, pada minggu ke-35 berat telur ayam Lohman dapat mengungguli ayam ISA Brown.

  1. Hasil Produksi Telur yang Unggul dalam Segi Jumlah

Dalam satu periode produksi, ayam ISA Brown mampu menghasilkan telur sekitar 351 butir. Dibandingkan dengan jenis lohman, hasil telur ayam ISA Brown jauh lebih unggul dari segi jumlah. Ayam Lohman hanya mampu memproduksi sekitar 305 butir telur selama satu kali masa produksi.

Meskipun kalah dari segi jumlah, telur ayam Lohman unggul dalam hal berat. Jika telur ayam ISA Brown memiliki berat rata-rata 63,5 gram, maka berat rata-rata telur ayam Lohman lebih unggul yakni, 64,5 gram.

Berdasarkan berat telur dan jumlah telur yang dihasilkan dalam satu kali produksi, tak heran jika telur ayam ISA Brown banyak dicari oleh pedagang olahan telur seperti nasi goreng, telur gulung, cilor, dan jajanan olahan telur lainnya. Sebab berat perbutir telur akan memperngaruhi jumlah telur perkilonya.

Beli Ayam Petelur: mardhatillahfarm.com/beliayampetelur

Perlu digarisbawahi bahwa kualitas telur ayam ISA Brown bergantung terhadap ransum yang dikonsumsinya. Salah satu kelebihan ayam ISA Brown adalah mudah beradaptasi dengan baik sehingga konsumsi ransum dan penyerapan nutrisinya tinggi. Namun, konsumsi ransum dapat menurun apabila kondisi suhu di lingkungan kandang tinggi. Akibatnya, ayam ISA Brown lebih banyak mengonsumsi air daripada ransum sehingga produktivitas telur yang dihasilkan menurun.

ayam petelur

Untuk memperoleh kualitas telur ayam ISA Brown yang baik, manajemen kandang dan manajemen pakan perlu diperhatikan. Peternak ayam petelur harus memastikan bahwa ayam ISA Brown tumbuh dengan kualitas yang baik selama masa grower. Sebab, masa grower sangat mempengaruhi keberhasilan puncak produktivitas ayam layer. Oleh karena itu, penting bagi peternak ayam petelur untuk memiliki pullet ayam ISA Brown yang berkualitas, baik segi umur, bobot, dan record vaksinasi serta kesiapan organ reproduksi ayam pullet pada masa bertelur.

Mardhatillah Farm sebagai supplier bibit ayam siap produksi senantiasa memastikan kualitas bibit ayam petelur ISA Brown sebagik-baiknya. Kualitas tersebut dibuktikan dengan usia pullet ISA Brown yang sesuai dengan tanggal tetas dana man dari penipuan umur. Selain itu, pullet ISA Brown juga seragam sesuai standar ayam sehat. Dengan begitu, mudah bagi peternak untuk mencapai puncak produksi dengan memanen sebutir telur saban hari.

Mardhatillah Farm juga melengkapi pembelian pullet ISA Brown dengan record vaksin yang jelas. Sehingga peternak bisa dengan mudah mengontrol kesehatan dan tumbuh kembang pullet. Kulitas tersebut tak luput dari pendampingan terbaik yang diberikan oleh Mardhatillah Farm sejak masa starter, grower hingga ayam petelur ISA Brown siap berproduksi. [ahd]

Cara Mengatasi Penyakit Kaki Kering pada DOC

Cara Mengatasi Penyakit Kaki Kering pada DOC

Mardhatillah Farm – Penyakit Kaki Kering – Keberhasilan pertumbuhan ayam petelur siap produksi ditentukan sejak awal, yaitu masa starter. Pada masa starter, penanganan Day Old Chick (DOC) harus diperhatikan. Sebab pada masa tersebut DOC rentan terserang berbagai penyakit, salah satunya penyakit kaki kering.

Penyakit kaki kering merupakan penyakit yang dialami pada masa pemeliharaan awal dan menyerang kaki DOC. Penyakit ini berkaitan erat dengan kondisi DOC yang mengalami dehidrasi. Apabila tidak segera ditangani, penyakit kaki kering pada DOC dapat mengakibatkan kematian DOC di usia yang masih terhitung hari.

Gejala Fisik Penyakit Kaki Kering

Penyakit kaki kering yang menyerang DOC dapat dikenali dengan mudah. Peternak bisa melihat gejala penyakit kaki kering hanya dengan melihat kondisi fisik DOC. Pada umumnya, gejala kaki kering pada DOC meliputi:

1. Kulit Tidak Mengkilap

Pada dasarnya, penyakit kaki kering berkaitan dengan kondisi DOC yang mengalami dehidrasi. Sama halnya dengan manusia −ketika mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan di dalam tubuh, maka kulit akan cenderung kusam dan tidak memantulkan cahaya. Begitupun kasus dehidrasi yang dialami DOC akan menyebabkan kulit di sekitar area kaki DOC mengalami kekusaman dan tidak mengkilap.

Baca juga: Harga Ayam Pullet Umur 13 Minggu

2. Keriput

Dehidrasi yang berkelanjutan tidak saja mengakibatkan kulit terlihat kusam, namun dapat menyebabkan timbulnya keriput. Keriput yang menyerupai garis-garis halus tersebut lama kelamaan dapat mengakibatkan kaki DOC kering dan tidak berfungsi sebagaimana seharusnya.

3. Kesulitan Berjalan

penyakit kaki kering

DOC yang terserang penyakit kaki kering akan mengalami kesulitan berjalan sehingga pergerakannya tidak seaktif DOC yang sehat. Jika dibiarkan, penyakit kaki kering akan mempengaruhi pertumbuhan DOC.

Akibat Penyakit Kaki Kering

penyakit kaki kering

Setelah mengetahui gejala dan penyebab penyakit kaki kering, sebaiknya peternak segera mengambil tindakan ketika menemukan kasus penyakit kering di DOC. Sebab, apabila penyakit kaki kering dibiarkan, maka akan mempengaruhi pertumbuhan DOC, seperti:

1. Penyakit Kaki Kering Menyebabkan Kekerdilan

DOC yang terserang penyakit kaki kering cenderung mengonsumsi banyak air daripakan makanan. Akibatnya, DOC tersebut akan tumbuh dengan bobot yang tidak ideal bahkan tertinggal dengan DOC lainnya dan menuju kekerdilan.

Baca juga: Faktor Penyebab Ayam Tidak Bertelur

2. Penyakit Kaki Kering Menyebabkan Kematian

Selain kekerdilan, bobot yang tidak ideal juga beresiko menyebabkan kematian DOC pada usia 12 hari. Bagaimanapun, masa brooding merupakan masa bagi DOC untuk membentuk tubuh. Oleh karena itu, sebaiknya kesehatan DOC selalu dijaga sehingga pertumbuhannya dapat optimal dan tetap sehat.

Penanganan Penyakit Kaki Kering

Untuk mengatasi penyakit kaki kering yang terlanjur menyerang DOC, peternak bisa melakukan beberapa cara seperti berikut:

1. Pemisahan ayam (culling)

Proses pemisahan DOC dapat dilakukan berdasarkan kondisinya. Contohnya memisahkan DOC yang sehat dengan DOC yang cacat kaki, bobot tidak sesuai standar, tidak mampu berdiri, tulang belakang bengkok, kaki kering, dan penyakit lainnya yang kerap menyerang DOC. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan terhadap DOC yang sehat, memperbaiki efisiensi pakan, menekan angka kematian DOC yang masih sehat, dan menyeragamkan pertumbuhan.

Sementara bagi DOC yang terserang penyakit, pemisahan bertujuan untuk memudahkan proses treatment yang dilakukan oleh peternak.

2. Pemberian Sumber Energi

Pemberian sumber energi bagi DOC yang terserang penyakit kaki kering dapat dilakukan dengan memberikan larutan air gula atau larutan elektrolit. Larutan air gula bisa diperoleh dari gula merah yang dilarutkan dengan sorbitol. Tujuannya adalah untuk mnegembalikan stamina DOC.

3. Pemberian Multivitamin

Selain memberikan sumber energi melalui larutan air gula atau larutan elektrolit, penanganan kaki kering juga perlu diimbangi dengan pemberian vitamin pada DOC. Vitamin tersebut dapat berupa vitamin C, E, B kompleks, dan asam amino.

4. Penstabilan Suhu

Apabila suhu di dalam kandang brooding cukup panas, peternak bisa mengakalinya dengan membuka tirai luar. Kandang DOC selama masa brooding dilengkapi dengan tirai dua lapis, yaitu bagian dalam dan luar. Apabila suhu cukup tinggi, peternak bisa membuka tirai bagian luar. Namun, jika tindakan tersebut sudah dilakukan dan suhu masih tinggi maka peternak bisa membuka sedikit tirai bagian dalam. Tips ini bermanfaat untuk mengatur suhu kandang selama masa brooding. Sebab, perubahan suhu dan cuaca di lingkungan sekitar berpengaruh terhadap suhu di dalam kandang.

Baca juga: 5 Tahapan Memulai Bisnis Ayam Petelur Rumahan Dijamin Untung

Akan tetapi, tips ini cukup dilakukan beberapa jam saja. Sebab, angin yang terlalu kencang juga tidak baik bagi pertumbuhan DOC selama masa brooding. Jika suhu kandang sudah mencapai 32 – 35 derajat celcius, peternak bisa kembali menutup kedua tirai tersebut.

Setelah mengetahui seluk beluk penyakit kaki kering pada DOC, peternak bisa memperhatikan penanganan DOC sejak baru tiba. Sebab, penanganan DOC yang baru tiba sangat berpengaruh terhadap kesuksesan Peternak Ayam Petelur.

Apabila penanganan dan pemeliharaan Bibit Ayam Petelur sejak DOC terasa rumit, maka peternak bisa mulai memelihara Bibit Ayam Petelur mulai dari Pullet. Di samping tidak memerlukan kandang brooding, pemeliharaan sejak masa Pullet juga dapat mengurangi biaya operasional lainnya seperti pakan, vaksin, dan Sumber Dayam Manusia (SDM). Untuk mendapatkan Pullet Ayam Petelur yang Berkualitas, Peternak bisa melakukan pemesanan dengan menghubungi Mardhatillah Farm. [ahd]

Open chat
1
MardhatillahFarm Ayam Pullet Petelur..... Mau Tanya Tanya Tentang Kami November, 2021 - MardhatillahFarm
Hubungi Kami Segera November, 2021 - MardhatillahFarm *https://www.mardhatillahfarm.com/2021/11*