Budidaya Ayam Petelur menjadi salah satu bisnis dengan peluang yang besar. Bagaimana tidak? Kementerian Pertanian memprediksi konsumsi telur di Indonesia mencapai 1,72 juta ton pada tahun 2021. Selain itu, telur juga merupakan komoditas pangan yang mengandung protein hewani dengan harga terjangkau. Bahan pangan ini juga mudah untuk diolah.
Tak hanya mudah diolah dan digemari oleh masyrakat di Indonesia, komoditas telur di Indonesia juga sudah mulai diekspor ke berbagai penjuru dunia. Salah satunya adalah Myanmar yang telah menjadi negara tujuan ekspor komoditas telur Indonesia sejak 2015. Di tahun berikutnya, sejumlah negara juga menjadi tujuan ekspor olahan daging ayam Indonesia. Negara tersebut di antaranya Korea Selatan, Jepang, Australia, Qatar, Singapura, India, Hongkong, dan Saudi Arabia.
Selain berpeluang besar, budidaya ayam petelur juga mampu mendatangkan keuntungan yang tidak kecil. Untuk memperoleh keuntungan tersebut, pelaku bisnis ayam petelur pemula perlu memperhatikan empat faktor penting.
-
Bibit Ayam Petelur yang Unggul
Bibit ayam petelur atau sering disebut dengan Day Old Chick (DOC) merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan budidaya ayam petelur. DOC yang unggul dapat menekan presentasi kematian sehingga jumlah produksi ayam petelur tidak berkurang dan terhindar dari kerugian. Oleh karena itu, pelaku bisnis ayam petelur perlu mengetahui cara memilih bibit ayam petelur yang unggul.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memilih DOC unggul, misalnya bobot yang ideal, bergerak secara aktif, kotoran tidak menempel pada dubur, dan memiliki rongga perut yang elastis. Selain itu DOC yang unggul juga memiliki bulu yang halus dan lembut serta mata yang bulat dan cerah. DOC yang unggul juga cenderung akan menyebar ketika berada dalam satu populasi.
-
Pakan yang Berkualitas
Pemberian pakan yang berkualitas juga menentukan produktivitas ayam petelur. Sebagai negara agraris, pelaku bisnis ayam petelur di Indonesia sangat diuntungkan. Sebab melimpahnya ketersediaan bahan baku yang menjadi sumber pakan ayam, seperti jagung, bekatul, dan lain-lain. Selain itu, Indonesia juga memiliki pabrik penghasil pakan ayam yang melimpah. Begitupun dengan obat-obatannya.
Kendati demikian, pelaku bisnis ternak ayam petelur perlu memperhatikan pemberian makan ayam. Sebab, pemberian pakan yang berlebihan juga tidak baik bagi pertumbuhan ayam petelur. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku bisnis ayam petelur untuk mengetahui kebutuhan pakan ayam di setiap fase pertumbuhannya.
-
Manajemen yang Efisien
Sistem manajemen bisnis ayam petelur juga tidak kalah penting. Seorang pelaku bisnis ayam petelur perlu memahami beberapa hal yang dapat menentukan kelangsungan peternakannya. Semakin dalam peternak tersebut memahami seluk beluk peternakan, maka semakin efisien manajemen yang dijalankannya. Oleh karena itu, pelaku bisnis ayam petelur perlu membekali diri dengan ilmu tentang manajemen peternakan ayam. Misalnya mengenai manajemen kandang, manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), dan manajemen pemeliharaan ayam petelur di setiap fase.
Manajemen kandang misalnya. Pelaku bisnis ayam petelur perlu memperhatikan kandang ayam di tiap fase, yakni fase starter, grower, dan layer. Di fase starter, suhu kandang harus dijaga agar tetap stabil. Selain itu, kandang juga perlu disterilisasi sebelum kedatangan DOC. Kelembapan kandang juga perlu diperhatikan agar DOC terhindar dari bakteri.
Sementara di masa grower, manajemen kandang untuk proses grading juga penting. Manajemen kandang yang sesuai dengan proses grading memudahkan pelaku bisnis ayam petelur untuk mengontrol bobot ayam. Dengan begitu, ayam dapat tumbuh dengan seragam. Adapun di masa layer, manajemen kandang tidak kalah penting. Sebab di fase ini, lingkungan ayam harus dikondisikan senyaman mungkin agar ayam tidak mengalami stress. Apabila ayam petelur mengalami stress maka produksi telurnya akan berkurang.
Bagi pelaku bisnis ayam petelur yang menggunakan SDM, perlu dipastikan bahwa SDM tersebut dibekali dengan ilmu yang memadai dan diberi pengarahan yang jelas. Hal itu dikarenakan SDM tersebut akan turun tangan dalam proses pemeliharaan ayam dan penyelesaian hambatan yang terjadi di peternakan.
-
Pengendalian Penyakit yang Tepat
Manajemen yang kurang baik dapat mengakibatkan munculnya penyakit pada ayam, baik di fase starter, grower, dan layer. Beragam vaksinasi yang diberikan kepada ayam petelur juga tidak cukup untuk mencegah dari serangan penyakit. Pelaku bisnis ayam petelur perlu memperhatikan kondisi kadang, suhu, kelembapan, pemberian pakan dan minum, serta memantau pertumbuhan ayam petelur secara berkala.
Pengendalian penyakit pada ayam juga dapat dilakukan dengan memisahkan ayam yang kurang sehat dengan ayam yang sehat ke dalam kandang karantina. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses pemulihan ayam yang kurang sehat dengan memberikan perlakuan yang paling tepat. Selain itu, beberapa penyakit ayam petelur juga dapat menular. Oleh karena itu, pemisahan di kandang karantina sangat penting agar penyakit itu tidak menyebar.
Salah satu penyakit yang dapat menimpa ayam petelur adalah kaki kering. Penyakit kaki kering biasanya terjadi pada DOC. Penyakit kaki kering ini tidak menular, namun penanganannya juga perlu dilakukan di kandang karantina. Apabila dibiarkan begitu saja maka DOC akan tumbuh kerdil. Secara eksklusif, Mardhatillah Farm mengupas penyebab penyakit kaki kering yang menimpa DOC. Kira-kira apa saja penyebabnya? Selengkapnya bisa kamu cek disini.
Apabila pelaku bisnis ayam petelur pemula sudah memahami keempat tips di atas, in sya Allah budidaya ayam petelur dapat tumbuh dan berkembang sehingga mendatangkan keuntungan. Alhamdullillah, Mardhatillah Farm juga berkenan untuk membersamai tumbuh kembang bisnis ayam petelur kamu. Oleh karena itu, kami membuka jasa konsultasi peternakan ayam sehingga dapat membantu peternak lokal. Selain itu, Mardhatillah Farm juga menyediakan pullet atau ayam siap bertelur yang berkualitas, baik dari bobot maupun usia pertumbuhan. [ahd]